Kata-kata bijak dalam mendidik anak
September 16, 2008 — sanggita Ketika saya bertandang ke kediaman rektor salah satu universitas negeri di Jogja sekitar tahun 2002, saya melihat untaian kalimat bijak yang dipigura cantik di salah satu sudut dinding kamar tamu beliau.Saat itu, saya hanya membaca sekilas. “Ah, saya sudah tahu kok. Kan orang psikologi”, batin saya waktu itu.
Saat ini, dengan kondisi sudah berkeluarga, saya baru benar-benar paham kenapa kalimat tersebut sangat penting bagi sang rektor hingga harus dipampang di kamar tamunya.
Jika anak hidup dengan kritikan,ia akan belajar untuk mengutuk.
Jika anak hidup dengan kekerasan, ia akan belajar untuk melawan.
Jika anak hidup dengan ejekan, ia akan belajar untuk menjadi pemalu.
Jika anak hidup dengan dipermalukan, ia akan belajar merasa bersalah.
Jika anak hidup dengan toleransi, ia akan belajar bersabar.
Jika anak hidup dengan dorongan, ia akan belajar percaya diri.
Jika anak hidup dengan pujian, ia akan belajar untuk menghargai.
Jika anak hidup dengan tindakan yang jujur, ia akan belajar tentang keadilan.
Jika anak hidup dengan rasa aman, ia akan belajar untuk mempercayai.
Jika anak hidup dengan persetujuan, ia akan belajar untuk menghargai dirinya.
Jika anak hidup dengan penerimaan dan persahabatan, ia akan belajar untuk menemukan cinta di muka bumi ini.
Memang tidak semua anak beruntung dibesarkan di keluarga yang harmonis dan positif. Maslow sendiri – pelopor aliran psikologi humanistik dengan teori Hierarchy of Needs yang sangat terkenal itu – mengalami hubungan yang buruk dengan keluarganya, terutama sang ibu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar