Banyak pendidik anak usia dini bertanya mengapa mereka perlu
belajar tentang perkembangan dari bayi sampai usia enam tahun.
Tahap-tahap perkembangan ini sangat penting untuk diketahui supaya dapat
memenuhi kebutuhan setiap anak. Tidak semua anak berkelakuan atau
berkembang sesuai dengan usia kronologis mereka. Sesungguhnya, banyak
anak yang masuk program anak usia dini pada usia tiga atau empat tahun
menunjukkan perilaku yang biasa terlihat pada anak yang lebih muda.
Penelitian terakhir pada empat program anak usia dini yang terdiri dari
80 anak, menunjukkan 51% mempunyai perkembangan sosial dan emosi
seperti bayi usia 9-12 bulan dan anak usia 12-24 bulan; 27% mempunyai
keterampilan motorik kasar seperti anak usia 12-24 bulan; dan 51%
mempunyai kemampuan komunikasi di bawah rata-rata anak usia dua tahun.
Sebelum analisa ini, orang dewasa dalam program ini mengharapkan
anak-anak berfungsi seluruhnya seperti anak tiga dan empat tahun sesuai
usia kronologis mereka. Begitu mereka menyadari, bahwa perilaku
anak-anak di kelas mereka bukan merupakan perilaku yang nakal tetapi
merupakan keterlambatan perkembangan yang memerlukan pijakan orang
dewasa dan penataan lingkungan, maka mutu pengalaman program dapat
ditingkatkan.
Naskah ini menggambarkan sesuatu yang biasa ditemukan di lembaga
pendidikan untuk anak usia empat tahun; sekolah telah menyiapkan
kurikulum untuk memenuhi kebutuhan khas anak usia empat tahun. Orang
dewasa yang bekerja pada program anak usia dini seringkali tidak siap
berhadapan dengan anak yang berperilaku seperti tahapan perkembangan di
bawah usianya. Oleh karena itu, tujuan utama dari bab ini adalah
membantu orang dewasa untuk memahami perkembangan anak usia dini. Tujuan
lain adalah menolong orang dewasa dalam mengamati perkembangan anak
yang terlambat (berkebutuhan khusus). Untuk dapat melakukan ini,
terdapat dalam bagian selanjutnya, tetapi bukan pemikiran yang kuno,
informasi baru tentang perkembangan otak dan jendela awal kesempatan,
termasuk mengapa beberapa perkembangan otak anak-anak tertentu berubah.
Bagian ini juga membahas teori Kecerdasan Jamak dari Gardner. Kita tidak
bermaksud agar orang dewasa menjadi ahli dalam semua bidang ini, tetapi
menyadari bahwa informasi ini ada dan selanjutnya mempelajari topik
ini. Pada akhirnya, orang dewasa perlu tahu bagaimana melihat dan
membandingkan usia perkembangan dan usia kronologis dan dapat menyiapkan
pengalaman sesuai dengan tahap perkembangan anak usia dini setiap hari.
Pengamatan Usia Perkembangan dan Usia Kronologis
Salah satu prioritas utama dalam program anak usia dini yang bermutu
adalah orang dewasa mengumpulkan data dasar untuk setiap anak dari
setiap aspek perkembangan. Orang dewasa yang tahu perkembangan anak
dengan baik dapat melakukan ini melalui pengamatan pada setiap anak.
Aspek yang diamati paling sedikit meliputi: perkembangan fisik, sosial,
emosi, kognisi, penyesuaian diri, dan komunikasi. Secara umum,
perkembangan fisik termasuk keterampilan motorik untuk gerakan motorik
kasar dan gerakan motorik halus. Perkembangan sosial emosi termasuk
kasih sayang, kedekatan, pengaturan diri, kemampuan bermain dan dapat
bergaul dengan orang lain, kesadaran diri, percaya diri, kesejahteraan
dan motivasi.
Perkembangan kognisi sulit untuk dipisahkan dari keterampilan bahasa
dan motorik; walaupun demikian, cara berpikir anak biasanya dapat
diamati melalui kapasitas belajar mereka, apa yang mereka tahu pada saat
tertentu dan kemampuan mereka dalam menyesuaikan pada lingkungan yang
baru. Perkembangan kognisi dapat diamati saat anak dapat mempertahankan
perhatian mereka, mengingat secara rinci, mengikuti arahan sederhana
dengan mudah, menata pikiran sendiri, memecahkan masalah dan memproses
semua informasi sekitar mereka.
Perilaku penyesuaian diri, sering disebut keterampilan menolong diri
sendiri, dan lebih mudah digambarkan dalam hubungannya dengan aspek lain
dari perkembangan. Dari sisi fisik, contohnya keterampilan makan,
tidur, mandi, berpakaian, latihan ke kamar kecil, merapihkan diri,
menjaga suhu tubuh dan menghindari bahaya. Dari sisi sosial-emosi,
contohnya kemampuan untuk menanggulangi, konsep diri, menggunakan mainan
dengan tepat, main bersama-sama dan mengkomunikasikan kebutuhan dasar
(Benner, 1992).
Perkembangan komunikasi merupakan hubungan yang rumit antara
kemampuan hasil ucapan dan bahasa. Komunikasi adalah istilah yang sangat
umum untuk menjelaskan hubungan, pertukaran informasi dan gagasan serta
dapat dilakukan dengan atau tanpa bahasa. Bahasa adalah penggunaan
tanda-tanda atau simbol yang bermakna; bisa ditulis atau diucapkan.
Ucapan adalah satu cara mengekspresikan bahasa untuk tujuan komunikasi
(Benner, 1992). Selama pengamatan, perlu diperhatikan bahasa ekspresif
dan bahasa reseptif. Bahasa reseptif artinya anak dapat mendengar,
mengingat dan memahami apa yang dikatakan pada mereka. Bahasa ekspresif
dimulai dengan membuat suara dan belajar bagaimana bergantian kemudian
berkembang ketika anak mulai berbicara, berkata apa yang mereka
pikirkan dan menggunakan kata-kata untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Paling tidak pengamatan dari perkembangan anak harus mencakup aspek ini.
Aspek perkembangan lain yang patut mendapat pengamatan orang dewasa
adalah penginderaan. Penggabungan sensori adalah proses neurologi dalam
pengelolaan informasi yang kita dapatkan dari badan atau lingkungan
kita. Kranowitz (1998) menggambarkan penginderaan sebagai “indera
dekat” dan “indera jauh.” Indera jauh adalah yang dekat dengan wajah
termasuk penglihatan, rasa (di lidah), penciuman, dan pendengaran.
Indera dekat biasa disebut indera tersembunyi oleh karena kita tidak
menyadarinya, tidak dapat mengendalikannya, dan tidak bisa mengamati
secara langsung. Indera ini sangat dibutuhkan untuk hidup karena mereka
mengatur tubuh kita. Mereka termasuk vestibular (gravitasi dan gerakan)
dan “proprioception” (sensasi otot dan sendi); ini digambarkan terinci
oleh Ayres (1979). Anak usia dini umumnya pada tahap sensorimotor
(Piaget, 1962); mereka menjelajahi dan mengemudikan dunia mereka dengan
menggunakan semua indera ini baik yang dekat maupun yang jauh. Bila
indera dekat berjalan secara lancar dan tepat, anak dapat memperhatikan
informasi yang datang dari indera jauh (suara, penglihatan, penciuman,
dll). Orang dewasa dapat mengamati anak yang punya kehalusan perasaan
dalam aspek-aspek tertentu. Sebagai contoh, beberapa anak, memegang
telinga dengan tangan mereka saat truk yang bersuara keras lewat ketika
mereka bermain di lapangan, sementara yang lain dapat mengabaikan
kebisingan dan bahkan dapat berkonsentrasi di tengah-tengah suara keras.
Beberapa anak senang dipeluk sementara yang lain menolak disentuh atau
bereaksi ketika mereka dipeluk terlalu keras. Label di baju atau jahitan
di kaos kaki sangat mengganggu beberapa anak. Perbedaan ini bila cukup
kuat dapat mengganggu kemampuan anak untuk memperhatikan dan berperan
serta secara penuh dalam pengalaman pendidikannya.
Kunci untuk membedakan anak yang mempunyai kebutuhan khusus dengan
anak yang hanya sensitif adalah memahami tahap-tahap perkembangan anak.
Ini membutuhkan pengalaman langsung dengan anak, intuisi, pengamatan
terus menerus, dokumentasi yang cermat dan kerjasama diantara guru-guru,
para ahli dan orang tua.
Perkembangan Otak dan Awal Jendela Kesempatan
Banyak pendidik anak usia dini perlu memahami tentang tahun-tahun
awal kehidupan yaitu selama masa bayi bahkan sebelum perkembangan otak
anak berubah. Akhir-akhir ini, ada ledakan yang sesungguhnya dari
penelitian perkembangan otak dan informasi ilmiah sehubungan dengan
“sifat-sifat kritis” yang dibawa pada tiga tahun pertama kehidupan
(Gopnik, Meltzoff, & Kuhl, 1999; Karr-Morse, 1997; Newsweek, 1997;
Patel, 2002; Shonkoff & Philips, 2000; The Florida Starting Points
Initiative, 1997).
Bayi lahir dengan berjuta-juta neuron yang memberikan kemungkinan
untuk membuat hubungan yang banyak di dalam otak yang memimpin pada
penafsiran dunianya nanti. Neuron-neuron diciptakan saat janin hanya
berukuran 8 ons; sel-sel neuron bermigrasi keluar dan menciptakan
lapisan-lapisan sel yang disusun dan diorganisasikan kembali ke dalam
lajur atau kelompok disaat janin di kehamilan tua dan awal kehidupan
bayi baru lahir. Pada kehamilan usia 24-26 minggu, sel-sel ini menyusun
sendiri dalam cara yang akan menjadi berguna pada perkembangan sensori
bayi. Penyusunan sel-sel ini berlangsung selama dua sampai tiga tahun.
Sistem sensori penciuman, pendengaran dan rasa berkembang sejak dalam
rahim dan perabaan/vestibular dirangsang sesudah lahir (Graven, 2000,
Tampa Early Intervention Program, Case Studi Lectures).
Sel-sel sistem penglihatan menciptakan lajur yang lebih jauh akan
dirangsang pada saat lahir, ketika bayi baru lahir menerima cahaya
melalui matanya untuk pertama kali. Namun, jika bayi lahir lebih awal,
sebagai contoh, sebelum kehamilan 31 minggu, proses penglihatan ini akan
terganggu. Hasil dari gangguan proses ini dapat bervariasi (Graven,
2000, Tampa Early Intervention Program, Case Studi Lectures). Ada juga
periode yang kritis saat empat sampai enam bulan sesudah kelahiran.
Proses awal dari perkembangan penglihatan ini sangat penting bagi
perkembangan bayi. Sebagai contoh, penglihatan terkait dengan
pendengaran; itu memperkuat pembelajaran dengan menempatkan rangsangan
penglihatan dengan suara. Perkembangan penglihatan juga berhubungan
dengan perabaan; bayi menggunakan perabaan dan penglihatan bersama-sama
untuk menjelajah dunia mereka. Akhirnya, perkembangan penglihatan
terikat dalam keterampilan motorik dan bayi yang tidak dapat melihat
mempunyai lebih banyak kesulitan membangun tonus otot. Penglihatan
membangkitkan gerakan. Orang dewasa dalam lingkungan yang menghubungkan
makna pada mainan bayi sering merangsang gerakan.
Walaupun banyak neuron-neuron yang diciptakan melebihi dari yang bayi
butuhkan, tetapi hanya neuron-neuron yang dirangsang saja yang
memberikan kesempatan belajar di kemudian hari. Neuron-neuron yang tidak
dirangsang akan dilenyapkan melalui proses alamiah dan proses tersebut
dikenal sebagai “pemangkasan neuron.” Pemangkasan sambungan-sambungan
yang tidak digunakan dan diperlukan ini memungkinkan jalan yang sudah
dirangsang untuk tumbuh dan membuat hubungan yang lebih rumit lagi
(Robert R. McCormick Tribune Foundation,
Ten Things Every Child Needs
Videotape). Dalam kata lain, neuron-neuron yang tidak dirangsang selama
periode waktu kritis tertentu akan hilang atau diubah. Sehingga, perlu
sekali pengasuh memahami jendela kesempatan yang ada secara alamiah agar
dapat merangsang dan mendukung hubungan otak yang berguna untuk
pembelajaran sepanjang hayat.
Seiring dengan meningkatnya kesadaran pengetahuan masyarakat tentang
awal perkembangan otak manusia, ketertarikan telah dibangkitkan tentang
berbagai hal dalam kehidupan anak usia dini. Sehingga disebut sebagai
jendela kesempatan atau periode kritis untuk sel-sel otak tumbuh,
bermigrasi, bergabung, menyusun sendiri, menciptakan jalan dan menjadi
“perkawatan” dalam otak membuat sebuah perbedaan bagaimana anak menjadi
siap untuk menerima informasi (National Research Council Institute of
Medicine, 2000). Para ahli syaraf sudah memberikan jaminan tentang
kemampuan belajar anak jauh sebelum mereka masuk sekolah.
Bukti perkembangan otak ini sesuai dengan apa yang telah kita rasakan
secara intuisi dan telah didukung oleh teori yang berkaitan dengan
waktu kritis dari kegiatan dan praktek perawatan dasar. Apa yang kita
lakukan pada awal kehidupan anak membuat suatu perbedaan dalam kehidupan
anak usia dini. Oleh karena itu, kita perlu membacakan buku pada bayi,
memegang dan membuai mereka, mengangkat mereka saat mereka menangis,
memberi perhatian pada mereka, dan menanggapi mereka dengan cepat. Kita
perlu berhubungan dengan anak usia satu dan dua tahun, memberi nama
dalam dunia mereka, memberikan contoh-contoh bahasa positif pada mereka,
memberikan banyak mainan yang sesuai untuk bermain, dan belajar
bagaimana mereka tumbuh dan berkembang. Kita perlu melakukan banyak
pekerjaan di awal dengan anak jauh sebelum mereka mendapatkan program
anak usia dini dan masuk dalam penataan sekolah formal. Kapan dan
bagaimana kita berhubungan dengan bayi dan anak usia satu atau dua tahun
menentukan kerangka dasar untuk keberhasilan di sekolah nanti.
Bayi tidak boleh dianggap sebagai penerima rangsangan yang pasif.
Tidak ada lagi “terkaan” tentang bagaimana otak itu tumbuh, berkembang,
dan berfungsi. Sejumlah teknik ilmu-ilmu syaraf baru dapat dipakai dan
memberi peluang jalan ilmuwan untuk mempelajari dan mendapatkan
pemahaman yang lebih luas tentang perkembangan otak bayi. Sebagai
contoh, PET (positron-emission tomography) scan memberikan para ilmuwan
kemampuan untuk mengukur tingkat dari kegiatan sinaptik dalam otak;
kejadian-kejadian yang paling dramatik memang berlangsung selama masa
bayi sampai tiga tahun. Pada usia tiga bulan, otak bayi ditekankan pada
bagian belakang otak (lobus oksipital) dimana fungsi penglihatan berada.
Selama usia delapan bulan kehidupan, seluruh otak menunjukkan bukti
dari kegiatan sinaptik; namun bagian depan otak (lobus prefrontal) juga
secara jelas aktif dimana perencanaan penyelesaian masalah dan
pengaturan emosi berada (The Florida Starting Points Initiative, 1997).
Berdasarkan kerja fungsi perkembangan otak dari Dr. H.T. Chugani di
Rumah Sakit Anak di Michigan, Wayne State University, PET Scan telah
menunjukkan gambaran awal dari perkembangan otak anak usia dini.
Teknik, penelitian dan informasi lanjutan dari ilmu perkembangan
syaraf penting bagi pendidik, pengasuh, dan keluarga. Dengan luasnya
informasi tersebut, kita tentunya tidak perlu menjadi ahli. Tetapi,
penting bagi orang dewasa yang berada dalam proses membesarkan anak usia
dini, memperhatikan masing-masing bagian otak dan fungsi-fungsi yang
terkait, seperti dalam tabel berikut ini. Daerah otak ini secara
sederhana didefinisikan oleh “National Research Council’s Institute of
Medicine” dalam buku yang berjudul “From Neurons to Neighborhoods (2000)
sebagai
otak depan (cerebral hemispheres),
otak tengah (jalan dari dan ke otak depan) dan
otak belakang
(batang otak dan serebelum). Kita juga perlu mengerti bahwa
bagian-bagian otak itu saling berhubungan dan berkerjasama satu sama
lain sepanjang waktu dalam suatu cara yang sistematik (dari depan ke
belakang dan dari sisi ke sisi); mereka mengontrol bagaimana kita
berfungsi sehari-hari (Florida Starting Points, 1997).
Korteks Serebral